Postingan

Puisi || Jarak

Gambar
Selamat menyaksikan Jarak;)

Sebelum Terpejam

Gambar
Sunyi berkumandang lebih lama di telinga Kau berlama-lama membaca luka tanpa suara Sebelum mataku terpejam dan sebelum kau kembali merangkai malam menjadi nestapa Biarkan kusuguh sebuah peluk ke hadapanmu yang masih mengeja rutuk Entah menenangkan atau malah merengkuh berang Entah meredakan tangis atau malah tak menjedakan tangis Tapi pelukku takkan memintamu berpura-pura Kau bebas menunjukkan dirimu apa adanya Lubuk Garam, Juli 2020 Gambar: pixabay.com

Kalau Aku Tak Lagi Ada di Hari Esok

Pov Tuan Kalau aku tak lagi ada di hari besok, jangan mencariku lagi di sudut-sudut hari. Sebab, aku sudah terlalu jauh melangkah, dan kamu hanya sebagai tempatku untuk singgah. Aku sudah kembali sebagaimana seharusnya kembali. Menangisi kepergianku tak akan membuatku datang dan merentangkan lengan untuk memelukmu lagi. Meratapi kepergianku hanya akan membuat langkah-langkahku semakin tertatih. Kalau kamu benar-benar mencintaiku, jangan pernah menyesali kepergianku. Biarkan aku melangkah, senyummu harus tetap merekah. Suatu saat nanti jika Tuhan mengijinkan, kita akan bisa bertemu melepaskan segala rindu. Kalau aku tak lagi ada di hari besok, jangan terlalu sering mengunjungi tempat-tempat yang pernah kita habiskan bersama. Aku tak akan pernah datang, tak peduli bagaimanapun hatimu sibuk meyakinkan dirimu sendiri bahwa aku akan kembali. Berhentilah menyiksa dirimu sendiri dengan ketidakrelaan. Aku sudah melangkah pergi ke kehidupan yang sebenar-benarnya. Jangan menghabiskan sebagian wa

Aku Ada

Gambar
PoV tuan Aku ingin menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Aku ingin menatapmu berlama-lama dengan jarak kita yang begitu dekat. Aku ingin menapak di jalan yang sama denganmu, saling menggenggam tangan dan melangkah beriringan. Aku ingin melakukan segala yang menyenangkan bersamamu seandainya aku bisa. Seandainya aku boleh bersamamu. Seandainya kamu juga mempunyai keinginan yang sama denganku.  Namun kenyataannya, hanya aku yang memandangmu berlama-lama sendirian, sedangkan kamu tak pernah membalas tatapanku. Hanya aku yang ingin menghabiskan waktuku bersamamu. Hanya aku yang berharap bisa berjalan menyusuri jalan yang sama denganmu, sedangkan kamu sama sekali tak pernah mengajakku untuk menapaki jalan yang sama. Kamu masih saja terpaku pada dia yang sudah lama menghela langkah. Bertahun-tahun. Kamu terlalu asyik menonton semua kenangan yang kamu putar di pikiranmu. Kenangan bersama dia. Kamu seakan-akan tidak pernah mau berhenti untuk tidak melakukannya.  Cobalah sese

Jangan Menceritakan Kesedihan Lagi #Senandika

Gambar
Jangan menceritakan kesedihan lagi pada tunas-tunas pagi. Aku tak ingin kamu melupakan bahwa ada hal-hal menarik yang bisa dilakukan daripada membangun kesedihan yang hanya membuatmu semakin merapuh. Bukalah tirai jendela kamarmu, biarkan cahaya mentari menyentuh kulitmu dan ijinkan ia menerangi ruang gelap di hatimu. Tak baik jika berlama-lama berkawan dengan kesedihan.  Hati harus kembali dibenah dan dirawat dengan banyak kebahagiaan. Cerita-cerita lalu yang menyesakkan, anggap saja sebagai nada-nada kehidupan, yang harus ada untuk melengkapi nadamu hingga kamu bisa mengalun lebih indah dari sebelumnya. Pergilah ke dapur dan buatlah secangkir teh hangat untuk kamu sesap di teras rumah. Jamu dirimu sendiri dengan orang-orang yang mulai berlalu-lalang di jalan. Anak-anak berangkat ke sekolah menuntut ilmu. Penjual sayur keliling yang dikerubungi ibu-ibu. Kendaraan-kendaraan yang mulai sibuk menebarkan polusi.  Nikmatilah suguhan pagi yang mulai berisik, hal itu lebih ba

Cerpen #3 Lala & Lala

Gambar
Seorang gadis kecil berlesung pipit sedang menatap jalanan di luar lewat jendela kayu yang terbuka lebar, hujan turun membasahi bumi malam itu dengan amat lebat. Kilat sibuk memotret bumi dari atas sana dengan cahayanya yang diikuti suara guntur yang saling bersahutan.  Ia tetap tegak di jendela kayu tanpa rasa takut terhadap suara guntur yang menggelegar, tangan kirinya menggenggam sebuah buku bersampul hijau yang amat berharga baginya sekarang. Di sampul buku itu terdapat tulisan “Kado untuk Lala”, dari tadi dia menunggu orang yang membuat tulisan itu, orang yang selalu memberikannya kado sebelum tiga hari peringatan ulang tahunnya.  Malam merambat amat cepat, gelap menelan terang dengan anggun. Seorang perempuan paruh baya menghampiri gadis kecil yang dari tadi tak bisa dibujuk untuk meninggalkan tempat itu.  “Nak, ayo tidur, kamu harus istirahat,” ajaknya lembut seraya mengelus rambut ikal sebahu anak itu. Gadis kecil menepis tangan ramah wanita paruh baya itu, sambil b