Sunyi berkumandang lebih lama di telinga Kau berlama-lama membaca luka tanpa suara Sebelum mataku terpejam dan sebelum kau kembali merangkai malam menjadi nestapa Biarkan kusuguh sebuah peluk ke hadapanmu yang masih mengeja rutuk Entah menenangkan atau malah merengkuh berang Entah meredakan tangis atau malah tak menjedakan tangis Tapi pelukku takkan memintamu berpura-pura Kau bebas menunjukkan dirimu apa adanya Lubuk Garam, Juli 2020 Gambar: pixabay.com
PoV tuan Aku ingin menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Aku ingin menatapmu berlama-lama dengan jarak kita yang begitu dekat. Aku ingin menapak di jalan yang sama denganmu, saling menggenggam tangan dan melangkah beriringan. Aku ingin melakukan segala yang menyenangkan bersamamu seandainya aku bisa. Seandainya aku boleh bersamamu. Seandainya kamu juga mempunyai keinginan yang sama denganku. Namun kenyataannya, hanya aku yang memandangmu berlama-lama sendirian, sedangkan kamu tak pernah membalas tatapanku. Hanya aku yang ingin menghabiskan waktuku bersamamu. Hanya aku yang berharap bisa berjalan menyusuri jalan yang sama denganmu, sedangkan kamu sama sekali tak pernah mengajakku untuk menapaki jalan yang sama. Kamu masih saja terpaku pada dia yang sudah lama menghela langkah. Bertahun-tahun. Kamu terlalu asyik menonton semua kenangan yang kamu putar di pikiranmu. Kenangan bersama dia. Kamu seakan-akan tidak pernah mau berhenti untuk tidak melakukannya. Cob...
Aku membantunya mengepak barang-barangnya yang lumayan banyak. Sebentar lagi ia akan angkat kaki dari kontrakan yang telah menampungnya selama dua tahun ini. Dia akan meninggalkan kota ini. "Apakah sudah dikemas semua barang-barangmu? Apa masih ada yang tertinggal?" " Nggak , sudah semuanya. Kita benar-benar pisah, dong ," katanya cemberut. "Kenapa? Kamu bingung nggak akan ada orang yang mau dengar curhat kamu lagi?" Kataku sambil memasukkan satu persatu kotak barangnya ke dalam mobil. Lama dia terdiam, entah memikirkan apa. Mungkin memikirkan Toni, pacar terbarunya itu. "Nanti bagaimana kalau saya mau curhat sama kamu?" "Pakai telepati saja." "Kamu kenapa nggak punya hape , sih ? Apa perlu saya belikan sepuluh untuk kamu?" Aku mengangkat pundakku, membiarkan dia mencari jawabannya sendiri. " Sok sok an mau membelikanku sepuluh hape , memangnya kamu bisa?" "Kamu pun bisa saya beli kalau ...
Komentar
Posting Komentar