Jangan Menceritakan Kesedihan Lagi #Senandika

Jangan menceritakan kesedihan lagi pada tunas-tunas pagi. Aku tak ingin kamu melupakan bahwa ada hal-hal menarik yang bisa dilakukan daripada membangun kesedihan yang hanya membuatmu semakin merapuh. Bukalah tirai jendela kamarmu, biarkan cahaya mentari menyentuh kulitmu dan ijinkan ia menerangi ruang gelap di hatimu. Tak baik jika berlama-lama berkawan dengan kesedihan. 

Hati harus kembali dibenah dan dirawat dengan banyak kebahagiaan. Cerita-cerita lalu yang menyesakkan, anggap saja sebagai nada-nada kehidupan, yang harus ada untuk melengkapi nadamu hingga kamu bisa mengalun lebih indah dari sebelumnya.

Pergilah ke dapur dan buatlah secangkir teh hangat untuk kamu sesap di teras rumah. Jamu dirimu sendiri dengan orang-orang yang mulai berlalu-lalang di jalan. Anak-anak berangkat ke sekolah menuntut ilmu. Penjual sayur keliling yang dikerubungi ibu-ibu. Kendaraan-kendaraan yang mulai sibuk menebarkan polusi. 

Nikmatilah suguhan pagi yang mulai berisik, hal itu lebih baik daripada kamu membiarkan dirimu mengenang kesedihan sampai berlelah-lelah. Hal itu lebih baik daripada berlama-lama memangku rasa kehilangan di sudut kenang.

Jangan menceritakan kesedihan lagi pada sayap-sayap siang. Aku tak ingin melihatmu meniti hari dengan tumpukan kesedihan yang hanya akan membebani dirimu sendiri. Jangan membiarkan dirimu terkurung terlalu lama di dalam penjara kesedihan yang begitu mengekang. Aku ingin kamu melakukan banyak hal yang menyenangkan agar luka tak lagi menghadang, agar kesedihan tak lagi menyapa dan bertandang.

Pergilah ke tempat yang kamu suka asalkan tempat tersebut tak akan mengundang luka. Carilah suasana baru agar hatimu tak lagi melebam biru. Pergilah mengunjungi keluarga dan sahabat dekat agar kenangan tak kian berkarat menoda ingat. Berceritalah tentang apa saja asal jangan tentang kesedihan. 

Bercanda dan tertawa bersama mereka akan membuatmu lebih baik daripada menghabiskan waktu dengan terus mengeja duka.

Jangan menceritakan kesedihan lagi pada selimut-selimut malam. Berhentilah memeluk dirimu sendiri dengan tetes-tetes yang tak berkesudahan. Kamu boleh saja mengenang, tapi tak selalu harus ditemani oleh air mata. Aku tak ingin kamu melupakan keindahan yang disuguh malam hanya karena kamu sibuk bergumul dengan banyak kenangan di ingatan. 

Malam memang selalu berselimut gelap, tapi bukan berarti harus membuatmu merapuh dan mengisak dalam rangkulan senyap.

Bukalah jendela kamarmu, pandanglah ke angkasa sana. Ada banyak gemerlapan bintang yang bersedia menemanimu menghabiskan malam. Ada rembulan sabit yang tak akan membiarkan dirimu mengenang sesuatu yang pahit. 

Kamu tak pernah sendiri, maka jangan merasa kamu sendirian. 

Jangan pernah lagi merasa bahwa dengan mengingat luka, kamu bisa mendapatkan teman. Berhentilah berteman dengan luka, karena hanya akan membuatmu tak bisa merasakan bahagia. Lupakan saja segala yang menyesakkan. Rangkullah bahagia agar derita tak lagi menyapa.

Segala yang menyakitkan, jadikanlah sebagai suatu pelajaran yang akan menempamu menjadi sosok yang lebih tegar dan lebih kuat dari sebelumnya. Tanggalkanlah segala kesedihan di dalam selimut-selimut malam, dan jangan diingat-ingat lagi. 

Jangan lagi mencari-cari kesedihan yang telah kamu lepaskan dari hati. Kamu hanya perlu mengingat kenangan-kenangan yang bahagia saja agar hari esok dan seterusnya, kamu akan selalu bahagia.


Gambar: pixabay.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandika #2 Sembunyi Tetes